Selasa, 30 Oktober 2012

Mahasiswa dan Amanah


Siang hari di kampus tercinta. Ketika itu saya dan teman-teman ada jadwal kuliah pukul 13.20 WIB. Ruang kuliah kami terletak di lantai 3 gedung fakultas. Ruangannya tidak terlalu besar hanya cukup menampung 50 mahasiswa saja. Saya dan teman-teman seperti biasa telah hadir di tempat sebelum dosen memasuki ruangan. Walaupun kadang-kadang ada juga yang terlambat.
Memang keadaan hari itu sangat panas sekali sehingga saya dan teman-teman agak sedikit gelisah menjalani kuliah pada hari itu. Sekitar 10 menit telah berjalan dari jam masuk kuliah, kami menunggu dosen yang belum juga datang. Saya dan teman-teman masih juga bersabar, karena maklum dan berpikir mungkin sang dosen masih di jalan menuju lokal. Kemudian datang seorang staf tata usaha jurusan ke dalam lokal. Ia memberi tahu kepada kami bahwa sang dosen tidak bisa memberi kuliah karena ada kepentingan jurusan yang tidak bisa ditinggalkan, namun perkuliahan tetap dilanjutkan dengan diskusi. Karena mendengar sang dosen tidak bisa hadir, tampak binar-binar keceriaan pada wajah mahasiswa, namun yang anehnya mereka mengabaikan pesan terakhir yang disampaikan, bahwa kuliah tetap dilanjutkan dengan diskusi.
Dengan perasaan tidak bersalah, muncullah inisiatif dari seorang mahasiswa mengeluarkan sehelai kertas dan membuat daftar hadir mahasiswa pada hari itu. Setelah membuat daftar hadir, mereka langsung saja meninggalkan ruangan kuliah. Ketika ketua kelas bertanya “bagaimana dengan diskusi kita?”, tidak ada yang mendengarkan dan berlalu begitu saja. Dan akhirnya perkuliahan hari itu hanya berlangsung sekedar mendengarkan informasi dan mengisi daftar hadir saja, tanpa memperoleh apa-apa.
Satu hal yang saya petik dari kejadian itu. Pada jaman sekarang nilai dari seorang mahasiswa itu dapat dilihat dari cara ia menjalankan amanah yang disampaikan kepadanya. Betapa perihnya ketika mahasiswa hanya mampu menjalankan kuliah ketika sang dosen turut serta dalam ruang perkuliahan. Padahal yang paling penting itu adalah belajar. Belajar dalam berbagai kesempatan, dan belajar menyikapi keadaan yang ada. Rahmi Jaerman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar